Kisah 4 remaja dalam
Kisah 4 remaja dalam "Always Home". (Soompi)
KOMENTAR

KISAH sederhana tentang orang-orang biasa kerap menjadi cerita yang menarik di layar kaca. Perjuangan, kemenangan, kegembiraan, dan kesedihan yang ditampilkan di layar bisa jadi familier dan relevan.

Always Home, sebuah drama remaja, adalah salah satu tayangan tentang pencarian jati diri, mendobrak batasan, dan menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Saat empat sahabat menjalani perjalanan dari sekolah menengah ke universitas dan akhirnya dewasa, kamu pasti akan menemukan bagian dari diri kamu dalam kisah mereka. Inilah yang dapat kamu harapkan saat menonton drama ini!

Always Home adalah drama remaja yang menyenangkan. Karakter-karakternya ditulis dan diperankan dengan baik oleh para pemainnya. Film ini juga direkam dengan sangat indah, dan palet warna putih, biru, kuning, dan oranye menggambarkan perubahan musim dalam kehidupan seseorang. Ini adalah tayangan yang bisa jadi merupakan kisah kehidupan siapa pun.

Saat mereka merayakan banyak tonggak sejarah dan mengatasi banyak rintangan, mereka memahami ketidakkekalan hidup. Ada saat-saat yang perlu dinikmati dan dialami apa adanya karena tidak seorang pun tahu apa yang akan terjadi esok hari.

Always Home menghadirkan bagaimana seseorang mengalami hal-hal pertama dari banyak hal hingga menemukan jalan keluar dari permasalahan.

Potret pendewasaan 4 remaja

Ketika Chen Huan Er (Yang Xi Zi) pindah ke kota besar di tahun terakhirnya di sekolah, ia berteman dengan Jing Xi Chi (Zhai Xiao Wen) dan Song Cong (Daniel Zhou). Keluarga mereka saling mengenal karena mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, dan ketiganya juga berada di tahun yang sama di sekolah. Namun, bakat akademis, nilai, dan aspirasi mereka sangat berbeda.

Chen Huan Er, yang sebelumnya merupakan bintang sekolahnya di pedesaan, merasa sulit untuk menyesuaikan diri dengan kurikulum dan tingkat akademis di sekolah barunya. Meskipun ia tidak berprestasi baik dalam ujian, orang tuanya tidak menekannya, mendorongnya untuk berprestasi lebih baik di lain waktu. 

Orang tuanya juga tidak merencanakan masa depannya seperti siswa lainnya. Keputusan Huan Er tentang apa yang ingin ia lakukan adalah keputusannya, dan orang tuanya akan mendukung pilihannya.

Sementara itu, Xi Chi hidup untuk sepak bola. Ia adalah perwakilan olahraga sekolah, dan tujuannya adalah menjadi pemain profesional. Namun, ibunya tidak mendukung mimpinya karena Xi Chi pernah cedera saat bermain sepak bola, dan ibunya melarangnya untuk melanjutkan. Ayahnya, pelatih olahraga sekolah, mendukung Xi Chi karena ia tidak ingin putranya menyesal karena tidak mencobanya.

Ada pula Song Cong, yang merupakan murid bintang sekolah, yang dianugerahi sertifikat keunggulan, dan merupakan bagian dari kelompok khusus siswa, yang semuanya bercita-cita untuk masuk ke perguruan tinggi internasional.

Namun, bukan itu yang diinginkan Song Cong. Ia ingin menekuni kedokteran dan menjadi dokter seperti ayahnya. Ia memutuskan untuk mengubah jalan hidupnya di sekolah dan memberi tahu orang tuanya tentang keputusannya. Penjelasannya sederhana: ia tidak senang melakukan apa yang menurut ibunya akan membuatnya senang. Ia mengerti bahwa ibunya ingin ia memiliki kehidupan yang nyaman, tetapi tidak ada yang lebih membahagiakannya daripada menjadi dokter.

Terakhir, Qi Qi (He Qiu) adalah seorang siswa kaya yang kehidupan dan jadwalnya diatur oleh ibunya. Qi Qi suka tidak menonjolkan diri di sekolah dan tidak suka membanggakan latar belakangnya yang kaya. Dia dipaksa bermain piano, karena ibunya merasa itu adalah instrumen yang jauh lebih canggih daripada ukulele, yang disukai Qi Qi. Qi Qi ingin menjadi penulis, tetapi ibunya bersikeras agar dia pergi ke luar negeri dan mengambil jurusan yang lebih baik daripada menulis.

Di kehidupan nyata, banyak ditemui orang tua yang cenderung membebani anak-anak mereka dengan harapan akan keunggulan dan impian serta ambisi mereka sendiri yang tidak terpenuhi. 

Dalam kisah Xi Chi, Song Cong, dan Qi Qi, kita melihat bahwa penting untuk mengambil sikap dan menyampaikan maksud seseorang alih-alih berkutat pada kebencian. Di sisi lain, orang tua awalnya memprotes tetapi akhirnya menurut. 

Tak hanya memotret kisah pendewasaan empat sahabat, Always Home juga memberi gambaran tentang hubungan yang sehat antara orang tua dan anak.




Bryan Domani dan Megan Domani, Duo Kompak yang Bikin Hati Hangat

Sebelumnya

Prilly Latuconsina Jadi Dosen di LSPR, Almamater yang Menobatkannya Jadi “Best of the Best Graduate”

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Entertainment